Zulfa Blog's

Gallery
















BRUNO SI BERUANG CERDIK 11.57



Bruno dan Buba adalah dua ekor beruang kecil yang lucu. Mereka hidup di sebuh gua bersama ibu beruang yang sudah tua.
Bruno dan Buba menjaga dan merawat ibunya dengan penuh kasih saying. Suatu hari, ibu beruang yang sedang sakit minta dicarikan ikan di sungai.
Bruno…Buba! Ibu ingin sekali makan ikan. Kalian mau mencarikannya khan? Kata Ibu beruang.
Iya, Bu. Apapun yang Ibu minta, kami akan mencarikan, kata Buba dan Bruno. Kemudian, mereka berangkat.
Asyiiik….kita bisa sekalian main. Kita khan sudah lama tidak ke sungai…cihuiii….Kata Bruno.
Tapi ingat Bruno! Kita tidak boleh terlalu lama. Ibu kan sedang sakit. Kasihan kalau Ibu kita tinggal terlalu lama,ujar Buba.
Ah…sebentar saja kok. Paling gak sampai sore, kata Bruno.
Mereka berjalan menyusuri sungai. Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di pinggir sungai yang berair jernih.
Bruno dan Buba masuk ke sungai. Bruno berenang ke sana ke mari sambil sesekali menyelam.
Disbanding Buba, Bruno memang lebih pandai berenang. Bruno berharap ada ikan – ikan berenang didekatnya.
Setelah bereang cukup lama, Bruno melihat ikan tidak jauh dari tempatnya.
Nah itu dia! Ada ikan besar – besar di sela – sela batu, gumam Bruno. Ia segera mengendap – ngendap mendekati bebatuan di pinggir sungai.
huup! Kena kau… teriak Bruno kegirangan.
Sekali terkam, ikan besar itu sudah ada digenggaman bruno.
Wah…besar sekali! seru Buba
Ayo, sekarang giliranmu Buba. Apa kamu bisa menangkap ikan besar seperti punyaku? tantang Bruno.
Kenapa tidak? Tunggu sebentar. Aku akan menangkapnya, kata Buba. Ketika melihat ikan berenang di dekat kakinya, Buba langsung menerkamnya.
Huh…ternyata ikan itu gesit sekali. Gerakanku kalah cepat, gerutu Buba saat terkamannya meleset.
Ia penasaran dan mencoba lagi. Saat ada gerakan di bawah ia langsung menyambar.
Auuuuww!Aduuuh! Kepiting jahat! ujar Buba sambil melepaskan kepiting di jarinya.
Ha…ha…ha….! Buba…Buba! Masa kamu gak bisa membedakan kepiting sama ikan? Bruno terpingkal – pingkal.
Enak saja! Aku khan gak tahu kalau yang bergerak di dekatku itu kepiting! sungut Buba.
Tanpa mereka sadari, tidak jauh dari tempat itu ada seekor buaya dating mendekat. Pelan – pelan, ia berenang ke arah Buba.
Awas Buba! Ada buaya! Cepat naik ke sini….!Teriak Bruno.
Hah! Bu….bu……buayaaaaaa….. jerit Buba sambil berlari ke tepi sungai.
Buaya itu mengejar Buba dengan mulut menganga lebar.

Melihat keselamatan Buba terancam, Bruno segera mengambil potongan kayu. Ia melemparkannya kea rah mulut buaya yang menganga.
Buaya tidak sempat menghindar sehingga kayu itu mengganjal mulutnya.
Ayo….Buba! Cepat lari sebelum kayu itu lepas! teriak Bruno.
Buba berhasil keluar dari sungai.
Oooh….untung kamu menolong aku, Bruno. Kalau tidak, aku pasti sudah dimangsanya, kata Buba dengan napas terengah – engah.

Ayo…kita cari tempat lain saja, jangan – jangan, teman – teman buaya itu mengejar kita, ajak Bruno.
Sambil membawa ikan hasil tangkapannya, mereka berjalan melewati pepohonan yang banyak tumbuh di tepi sungai.
Awas…..ada buaya lagi, Buba! teriak Bruno. Keduanya kaget melihat ada seekor buaya di bawah pohon yang roboh.
Buba langsung meloncat ketakutan. Sementara, Bruno sudah menyiapkan tongkat pemukul.
Hati – hati Bruno, buaya itu pasti akan menyerang kita, seru Buba mengingatkan.
Tapi buaya itu sama sekali tidak menyerang. Hanya ekornya saja yang bergerak – gerak.

tolong aku, beruang. Badanku tertindih pohon. Aku tidak bisa bergerak, kata Buaya.
Pelan – pelan Bruno mendekati. Hei….ternyata buaya ini masih kecil. Kasihan dia, ujarnya.
Sudah, biarkan saja Bruno. Tidak usah ditolong! Aku tadi hamper celaka gara – gara buaya. Jadi buat apa menolongnya, kata Buba.
kita harus menolongnya, Buba. Apa kamu tidak kasihan?
Hmmm….tapi kalau dia menyerang gimana? kata Buba.
Buaya itu khan masih kecil. Ayo…cepat ke sini. Bantu aku mengangkat pohon ini, kata Bruno.
Kemudian, ia dan Buba mengangkat pohon tersebut.
Terima kasih beruang, kalian baik sekali. Oh, ya. Kenalkan. Namaku Buya, kalian siapa?”
Aku bruno dan ini saudaraku Buba,kata Bruno.
Kalian habis mencari ikan ya? tanyanya.
ya, tapi di sana tadi ada buaya yang menyerang Buba. Jadi, kami akan mencari di tempat lain, kata Bruno.
Aduuuh….maaf ya kalau ada buaya yang menyerang kalian. Sudah ya, aku harus pulang. Ibuku pasti sudah mencariku, kata Buya lalu berjalan kea rah sungai.

Sepeninggal Buya, bruno dan Buba kembali ke sungai.
Hati – hati, jangan terlalu di tengah! Buba mengingatkan.
Tenang saja Buba. Di sini kana man! jawab Bruno.
Namun tiba – tiba, muncul dua ekor buaya mendekati keduanya. Tentu saja Bruno dan Buba ketakutan dan berusaha berenang menjauh sebisanya.
Hei…Bruno! Buba! Jangan takut. Ini aku, seru Buya.
Bruno dan Buba merasa lega saat melihat Buya. Tapi begitu melihat buaya yang ada di samping Buya, keduanya langsung gemetar.
Tenang, kawan. Ini ibuku. Ingin meminta berterima kasih kepada kalian.”
ya beruang kecil. Terima kasih sudah menyelamatkan anakku. Maaf ya, tadi sudah mengejar kalian, kata Ibu Buya.
Sekarang naiklah ke punggung ibuku. Kita cari ikan sama – sama, ajak Buya.

Bruno dan Buba naik ke punggung Ibu buya. Mula – mula, mereka takut. Tapi lama – lama, keduanya malah tertawa senang.
Mereka mendapatkan ikan besar – besar. Setelah merasa cukup, Bruno dan Buba diantar ke tepi sungai.
Makasih, ya, kata Bruno dan Buba. Merekapun segera pulang.
Sesampai di gua, mereka segera menemui Ibu Beruang.
Lihatlah, Ibu! Kami membawa ikan banyak.
Wahm banyak sekali .! seru Ibunya kaget.
Tadi kami dibantu buaya., lanjut bruno.
Lalu mereka bergantian bercerita kepda Ibunya.
Ibu Beruang tersenyum
Kalau kita berbuat baik kepada yang lain, pasti kebaikan kita akan dibalas. Mungkin oleh yang kita tolong, bisa jadi oleh yang lain. Allah tidak pernah lupa membalas kebaikan hambaNYA, kata Ibu Beruang sambil memeluk kedua anaknya.

By Sjamsu drajad dengan beberapa perubahan

0 komentar: