Zulfa Blog's

Gallery
















Pengawetan Bunga Potong 09.21



Kualitas bunga potong dilihat dari lamanya umur relatif bunga potong dalam keadaan tetap segar dan indah setelah dipotong dari tanaman induk dan memiliki karakteristik daya tarik / keindahan visual seperti aroma, tekstur bunga, tangkai, daun dan lain-lain. Dalam menjaga keadaan bunga potong sehingga tetap segar dan indah dilakukan usaha pengawetan. Jadi, yang dimaksud dengan istilah “pengawetan” disini sesungguhnya adalah upaya memperpanjang masa segar bunga atau bagian tanaman lainnya yang telah dipotong. Prinsip perlakuan dalam rangka pengawetan bunga potong adalah :

a. Penambahan makanan

b. Penurunan pH air/ menambah keasaman air

c. Menghambat proses pembusukan/perkembangbiakan bakteri

A. Penambahan Makanan

Setelah dipanen, proses fotosintesis akan berkurang karena keadaan yang memadai untuk proses itu tidak tercapai lagi, bersama itu pula tanaman tersebut tidak dapat memproduksi karbohidrat sedangkan konsumsinya tetap berlangsung melalui proses respirasi ((karbohidrat) + O2 à CO2 + H2O). Bila cadangan karbohidrat tidak mencukupi, maka bunga potong akan layu dan mati lebih dini. Ciri-cirinya : daun menguning dari bawah sampai ke atas dan rontok satu-persatu, warna bunga memucat dan petalnya menjadi tipis/kurus. Untuk menggurangi proses ini, maka bunga potong harus diberi tambahan karbohidrat yang berupa gula (Sukrosa-gula putih). Bentuk molekul sukrosa adalah yang paling efisien/siap pakai untuk tanaman, dan memudahkan ditransportasikan dalam sel-sel tanaman. Takarannya 1-2% gula/liter air bersih (10-20 g/l)

B. Penurunan pH Air/ Menambah Keasaman Air

Dari berbagai hasil penelitian, ternyata bunga potong umumnya menyerap air secara maksimum bila pH air 3,5 – 4,5. Penyerapan air sangat penting untuk menanggulangi dehidrasi yang disebabkan oleh evapotranspirasi (penguapan air dari permukaan tanaman terutama daun dan bunga). Dehidrasi menyebabkan kelayuan, daun/bunga yang kering/”terbakar”. Untuk mencapai pH yang ideal digunakan:

1. Asam sitrat 200 – 600 ppm (200 – 600 mg/liter)

2. Asam benzoat 200 – 600 ppm (200 – 600 mg/liter)

3. Alumunium sulfat 200 – 300 ppm (200 – 300 mg/liter)

Untuk mengukur pH air pergunakan pH meter atau kertas lakmus yang banyak dijual di Apotik, toko kimia, dan toko-toko keperluan sekolah. Asam sitrat (Citric Acid/Citrun Zuur) dan Asam benzoat juga mempunyai sifat antibiotik yang mengurangi perkembangbiakan bakteri. Alumunium sulfat berguna untuk air yang kesadahannya tinggi (banyak mengandung zat kapur, magnesium). Pemakaian bahan-bahan tersebut dapat dikombinasikan.

C. Menghambat Proses Pembusukan/Perkembangbiakan Bakteri

Air yang dipakai untuk “merendam” tanaman biasanya tidak steril. Bunga potong yang direndam air merupakan bahan organik yang menjadi media pertumbuhan bakteri tersebut. Hal-hal yang tidak diinginkan adalah pembusukan yang menyebabkan bau yang tidak enak. Bakteri yang ada akan menyumbat saluran vaskular, sehingga air tidak dapat diserap oleh tanaman dan menyebabkan kelayuan. Untuk menghindari hal ini, pakailah air yang bersih ditambah bahan pengawet dan buanglah daun-daun yang akan terendam air. Bakteri-bakteri ini juga menjadi penyebab timbulnya gas ethylene yang sangat berbahaya untuk bunga potong. Bahan-bahan yang umumnya dipakai adalah:

1. 8-HQS (8-Hydroquinoline sulphate)/8-HQC (8-Hidroquinoline citrate), biasanya dipakai 200 ppm ( 200 mg/liter).

2. Physan-20, 200 ppm (200 mg/liter).

3. Perak nitrat (AgNO3 50 ppm (50 mg/liter), harganya sangat mahal.

4. PTS (Perak Tiosulfat) 50 – 100 ppm (50 – 100 mg/liter).

5. Sodium hipoklorit 4 ppm. Zat ini terkandung dalam cairan pemutih (clorox) dengan konsentrasi 5 %. Bila menggunakan cairan pemutih, gunakan 3 tetes/liter air atau 0,1 % (1 m/liter air).

Penggunaan zat-zat di atas yang berlebihan akan berakibat buruk, tetapi pemakaian bahan-bahan tersebut dapat dikombinasikan.

Tips Praktis :

v Pemakaian Bahan Pengawet

Sangat penting untuk diketahui bahwa bahan pengawet yang dipakai mengandung semua unsur yang menjadi sumber makanan, penurunan pH air dan menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Campuran gula dengan asam sitrat/asam benzoat sudah memenuhi ketiga syarat di atas. Bentuknya yang kering dan bubuk mempermudah pemakaian dan harganya relatif sangat murah. Gunakan selalu wadah yang terbuat dari bukan logam. Bunga potong ditaruh dalam larutan pengawet minimal selama 1 jam (4 jam optimum). Bunga-bunga yang sangat sensitif terhadap ethylene ( seperti Carnation, Ghypsophilla, Lily dsb) harus dirawat dengan PTS/AgNO3. Bila sudah diketahui berapa perbandingan bahan-bahan pengawet untuk dilarutkan ke dalam air dari tiap-tiap lokasi (kualitas air berbeda disetiap tempat), maka bahan-bahan tersebut dapat dibuat pre-mixed dan dipakai menurut takaran yang telah dicoba. Ingat, semua pangkal bunga potong harus terendam air larutan tersebut.

v Air Bersih

Hendaknya tidak mengandung padatan terlarut (TSS) lebih dari 200 ppm. Ketahuilah kadar fluoride dan chlorine di dalam air yang dipakai, karena banyak tanaman yang sangat sensitif. Kadar fluoride dan chlorine tinggi banyak didapatkan di daerah-daerah volkanis. Punice, batu lahar, batu apung sangat tinggi kadar fluoridenya, juga perlite. Air yang kesadahannya tinggi dapat dicampur dengan Alumunium sulfat. Ca2+ Mg2+ akan mengendap setelah tercampur Alumunium sulfat. Ingat, endapan tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum air dipakai untuk menaruh bunga potong. Air yang berbau tidak enak harus dihindari pemakaiannya.

0 komentar: