Zulfa Blog's

Gallery
















Membimbing Anak menjadi Mandiri 10.52

Anak adalah manusia kecil yg seperti kita juga mempunyai keinginan, perasaan dan pikiran… hanya belum bisa mengemasnya dengan benar pada saat mengungkapkannya. Melatih dan mengarahkan anak untuk menjadi independent akan membantu mereka menjadi diri mereka sendiri. Apabila kita sendiri selalu tergantung pada eksternal selalu menyalahkan situasi, menjadi tergantung pada anak2 dan tidak mempercayai anak2 maka jangan harap akan menghasilkan anak yg independent dan percaya diri

Kita tentunya ingin membimbing anak menjadi anak yang mempunyai kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Menurut dr. Mendhus anak yang mampu mengendalikan dirinya akan merasa puas terhadap dirinya, mereka belajar menilai diri mereka sendiri secara rasional, dengan dasar akal, budi, secara jujur dan memaafkan ini termasuk memaafkan kekurangannya… karena tidak ada manusia yang sempurna, tapi setiap anak mempunyai kelebihan masing2.

Mereka harus bisa kembali bangkit dari kegagalan dan memandang kegagalan sebagai kesempatan belajar…. Memahami keterbatasan/kelemahan mereka tanpa menganggap kelemahan tersebut akan meruntuhkan harga diri mereka. Untuk berhasil seperti ini anak ini perlu dididik dilingkungan kasih sayang dan penuh penerimaan.

1. Kompetensi

Anak yang kompeten adalah anak yang mempunyai kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan lingkungan mereka. Berani berexplorasi sesuai batas intelektual dan fisik mereka. Mereka merasa nyaman melakukan usaha keras, berani mengambil resiko tanpa takut di tertawakan, dikritik atau dipermalukan bila mereka gagal. Mereka tidak perlu diselamatkan dari kesalahan mereka…artinya orang tuanya ga perlu repot2 membela mereka klo anak bikin salah, misalnya anak ini berantem sama temennya ya sebagai orang tua kita bukan membela tapi berusaha mengantar anak ke temannya dan mengarahkan mereka untuk berani saling memaafkan.

Kemampuan yg bersandar pada keputusan yg diambil sendiri.

Tugas kita sebagai orang tua adalah memberi informasi anak mengenai hal2 yang baik dan yang buruk, dan anaklah yang memilih his/ her own ending, bagaimana nantinya mereka yg decided sendiri. Biasanya anak nggak akan mau memilih yang ga baik, disinilah peran orang tua dalam pendekatan persuasif bukan pendekatan indoktrinasi karena itu sifatnya eksternal. Kemandirian ini akan membantu mereka menolak pengaruh external, disisi lain ketidak mampuan menolak pengaruh external itulah yg membuat anak nantinya menjadi orang yg tidak mantab dan tidak mandiri.

Karakter yg bermoral tinggi

Anak bebas membuat pilihan untuk alasan yg benar dan sesuai dg minat mereka sendiri , tidak ada hubungannya dengan perkiraan atau pengakuan orang lain. Akal budi akan mendukung pilihan itu sesuai dengan moral. Selain juga tugas orang tua harus memberi contoh moral yang baik itu yang bagaimana, using a good maner to them…dan menyatakan terimakasih klo mereka menggunakan good maner….dsb

Menjadi asset dalam kelompok

Anak tidak perlu patuh membabi buta pada kelompoknya , menyesuaikan diri atau menarik diri, mereka dapat menggunakan kemampuannya untuk mencari cara berkontribusi dan menjadi asset bagi kelompoknya dengan menolong kelompok dan merasa bersatu dengan kelompoknya. Dengan perasaan yg kuat terhadap tujuan dan keunikan mereka tidak harus selalu menyenangkan kelompoknya dan setia untuk meningkatkan harga diri, dapat secara obyektif memilih kelompok mereka.

Ringkasan dari buku tulisan : Dr. Elisa mendus

0 komentar: